Selamat Jalan Pak Habibie, Idola dan Teladanku

0
429

Prof. Dr. Ing. Baharudin Jusuf Habibie adalah idola saya sejak kecil. Sejak Sekolah Dasar, sy bercita-cita ingin seperti Habibie. Pintar dan bisa buat pesawat terbang.

Setelah dewasa, saya tetap mengidolakan BJ Habibie. Bukan sekedar karena kepintarannya, tapi juga beliau menjadi tokoh muslim yang dihormati dwn disegani oleh dunia, termasuk Jerman yang menjadikannya warga negara istimewa.

Saat menjadi Presiden ke-3 Republik Indonesia 1998-1999, BJ Habibie semakin menjadi idola dan panutan. Beliau yang seorang teknokrat ternyata juga negarawan hebat. Beliau adalah yang melahirkan demokrasi Indonesia. Habibie yang membebaskan semua orang berpendapat, termasuk media. Beliau juga sukses mengatasi krisis ekonomi dalam siatusi Indonesia dilanda krisis multidimensi pasca reformasi dan pergantian kekuasaan. Habibie mampu menekan kurs dolar AS yang melambung ke level 16ribu kembali ke harga Rp 7ribuan per dolar AS. Inflasi di atas 70 persen juga berhasil dikendalikan. Dengan Teori Zig-Zag, yang menggunakan permodelan matematika, Habibie mampu menstabilkan ekonomi Indonesia.

Ketika itu rakyat Indonesia sebenarnya masih membutuhkan dia sebagai Presiden. Tapi siasat politik sejumlah kelompok orang tak menginginkan Habibie tetap berkuasa. Laporan pertanggungjawabannya ditolak di Sidang Istimewa MPR 1999. Meski masih banyak orang mengusungnya untuk maju kembali, dalam situasi tersebut BJ Habibie memutuskan tidak bersedia dicalonkan kembali menjadi Presiden RI. Ia tetap tenang dan murah menebar senyum.

Purnatugas sebagai Presiden, BJ Habibie tetap menjadi idola saya dan banyak orang menjadikannya teladan. Bahkan generasi milenial dan generasi Z, yang kelahiran tahun 2000-an kesini pun sangat mengidolakan beliau. Maka tak heran bila filem Habibie-Ainun laris manis di pasar.

Kisah cinta dan kasih sayang dua sejoli ini menjadi teladan bagi semua orang, termasuk anak-anak muda. Bahkan sampai ibu Ainun meninggal dunia, Habibie tetap tegar. Tak luntur kasih sayangnya terhadap Ibu Ainun. Ia rutin ziarah ke makam dokter Ainun. Dan pada 12 September 2019, BJ Habibie berdampingan dengan ibu Ainun di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.

Habibie wafat pada 11 September 2019 sekitar maghrib. Banyak orang menangis. Semua orang kehilangan. Indonesia berduka kehilangan putra bangsa terbaiknya. Dunia kehilangan seorang ahli penerbangan dan pemimpin yang fenomenal. Umat muslim di seluruh dunia kehilangan tokoh muslim yang bersinar dalam berbagai hal di belahan dunia. Habibie adalah tokoh muslim yang dibanggakan dan disegani semua umat.

Kini ia telah pulang. Kembali ke Yang Maha Kuasa. Habibie dipanggil Allah SWT. Semoga beliau husnul khotimah, mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah.

Banyak kesan dan peninggalan Habibie yang tak akan dilupakan. Dalam berbagai bidang: ilmu pengetahuan dan teknologi, politik dan demokrasi, ekonomi, sosial dan budaya, dan keislaman. Habibie meninggalkan legacy di semua bidang.

Saya bangga sempat bergabung dalam institusi yang menjadi salah satu legacy BJ Habibie. Selepas lulus kuliah, saya bergabung di surat kabar harian Republika. Koran yang didirikan BJ Habibie. Beberapa tahun bergabung di media yang menjadi inspirasi masyarakat baru Indonesia.

Setelah sekian tahun, saya kembali menjadi bagian dari legacy BJ Habibie. Saya turut mengembangkan Dompet Dhuafa Republika, yang lahir dari rahim Republika, koran yang didirikan Habibie. Lembaga ini menjadi lembaga filantropi, pemberdayaan, dan kemanusian, yang telah menginspirasi dan melahirkan banyak lembaga filantropi lainnya, khususnya dalam pengelolaan dana sosial Islam (zakat, infaq, sodaqoh, wakaf) dan dana sosial lainnya yang dikelola modern, transparan, dan berdampak luas manfaatnya.

Habibie adalah idola dan teladan saya. Dan menjadi teladan bagi banyak orang.

Saya mencintai Pak Habibie, tapi Allah SWT lebih mencintainya.

Selamat jalan Pak Habibie ❤️!

Al-Fatihah…

#PrayforBJHabibie

SHARE

LEAVE A REPLY