GUNTUR SUBAGJA
GUNTUR.ID – Dalam sebuah pertemuan tim rancang bangun pesawat R-80 – pesawat baling-baling karya anak bangsa yang digagas Prof Dr Ing BJ Habibie dan diteruskan putranya Ilham Akbar Habibie — bersama tim Rolls-Royce, seorang engineer Indonesia terpapar Covid-19. Saat itu, seseorang dari tim Rolls-Royce memberikan cairan bening yang jernih untuk diminum. Tidak lama kemudian, engineer tersebut sembuh.
Cairan itu belakangan dikenal sebagai partikel nano silver (AgNP). Inilah yang mendorong Insinyur Edy Djuwito bersama timnya mendalami dan mengembangkan partikel nano silver untuk membantu masyarakat yang terpapar Covid-19. “Tim engineer kami, alumni elektro ITB, mengelaborasi, menggali dengan serius di jurnal-jurnal ilmiah yang meneliti tentang partikel nano silver, yang nama populernya adalah Argentum+,”ungkap pakar Argentum+ asal Malang itu.
Saya mengenal Ir Edy Djuwito sebulan lalu dalam pertemuan di sebuah hotel di Jakarta. Diperkenalkan oleh guru saya, Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat. Pak Edy dikenal banyak kalangan sebagai “Profesor” karena kepakarannya. Dalam pertemuan itu, “Prof” Edy menjelaskan manfaat mineral suplemen Argentum+ untuk membunuh virus dan bakteri. Ia juga memberikan materi jurnal penelitian tentang partikel nano silver. Dan, malam itu saya mendapat sekitar 20 botol Argentum+ dari Prof Gunawan Sumodiningrat. Beberapa hari kemudian saya juga dikirimi 20 botol oleh Pak Edy Djuwito.
Saya awam. Bukan ahli fisika, bukan ahli medis, apalagi memahami soal virus. Seperti biasanya, saya mulai bertanya pada “Mbah Google”. Hasilnya, menemukan beberapa artikel mengenai manfaat partikel nano silver. Dalam sebuah artikel yang mengutip jurnal National Center of Biotechnology Information (NCBI) memaparkan manfaat ion-silver selain sebagai menangkal bakteri juga anti-virus. Ion-silver terbukti aktif melawan virus seperti Hepatitis B, Human Immunodeficiency Virus (HIV), virus Herpes, Respiratory Syncytial Virus (RSV), dan virus cacar monyet. Dalam artikel NCBI lainnya mengungkap bahwa nano partikel perak juga diduga menghambat virus SARS-Cov-2. Artikel-artikel itu melengkapi apa yang dijelaskan “Profesor” Edy Djuwito.
Dari situ, saya mulai berani memberikan Argentum+ kepada saudara, sahabat, dan teman-teman saya yang terpapar Covid-19. Hasilnya, rekan-rekan saya menyampaikan perkembangan penyembuhan yang cepat. Termasuk adik saya, yang sudah beberapa pekan terpapar Covid-19 parah dengan CT 15 dan saturasi oksigen 90 hingga pernapasan harus dibantu oksigen di rumah, kemudian dirawat di rumah sakit, merasakan lebih baik setelah minum cairan partikel nano ion-silver ini. Beberapa hari kemudian ia sudah sehat dan diperkenankan pulang ke rumah. Alhamdulillah. Seiring dengan itu saya mulai mengkonsumsi Argentum+ sebagai langkah preventif. Saya juga memesan beberapa dus Argentum+ untuk rekan-rekan yang terpapar Covid-19 dan preventif.

Hari ini, Rabu (21/7/2021), saya mendapatkan ilmu, wawasan, dan pengalaman yang luar biasa. Sebuah webinar yang diselenggarakan “Profesor” Edy Djuwito menghadirkan para penyintas Covid-19. Mereka bukan orang biasa-biasa. Beberapa orang Guru Besar bergelar Profesor termasuk ahli epidemiologi, seorang mantan pejabat, dan juga seorang jenderal TNI. Para penyintas menyampaikan testimoni saat terpapar virus Corona dan penyembuhannya.
Para narasumber itu adalah Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat (Guru Besar UGM), Prof. Dr. Imam Suprayogo (Guru Besar UIN Malang), Prof. Dr. dr. Andi Wardihan Sinrang (Sains Technopark Universitas Hasanudin), Prof Muhammad Nadjib Bustan (Epidemiolog), Thamrin Bachri (Mantan Dirjen Pariwisata, Alumni Lemhanas), dan Mayjen TNI Minan Sinulingga, M.Sc. Dipandu motivator Legisan Al Balad sebagai host. Setelah paparan narasumber, saya diminta urun rembug berbicara di forum yang diikuti peserta melalui aplikasi zoom dan kanal Youtube itu.
Para penyintas menyampaikan pengalamannya ketika melawan virus Covid-19 yang menjangkitnya. Mereka melakukan ikhtiar seraya tetap mengikuti protokol kesehatan dan pengobatan medis. Hingga akhirnya menemukan Argentum+. “Hasil pemeriksaan dokter paru-paru saya sudah diselimuti ‘kabut’ virus Covid-19 sekitar 80 persen. Alhamdulillah, setelah minum Argentum+ menjadi dibawah lima persen,”ungkap Thamrin Bachri. Narasumber lainnya menyampaikan pengalamannya serupa. Cepat pulih dari Covid-19 setelah mengkonsumsi Argentum+.
“Argentum+ bukan obat, tapi suplemen yang dapat membunuh virus dan bakteri,”ungkap Prof Gunawan Sumodiningrat, yang aktif membagi-bagikan Argentum+ secara gratis kepada kolega dan sahabat-sahabatnya. Bahkan, saya sempat menemani Prof Gunawan memberikan beberapa botol Argentum+ kepada pengolah sampah yang keluarganya terpapar Covid-19 di Guwosari, Bantul, Yogyakarta.
Bagaimana partikel nano perak bisa membunuh virus dan bakteri? “Profesor” Edy Djuwito memaparkan teknologi yang mendasari riset tentang partikel ini adalah teknologi nano, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat, material dan sistem pada skala nanometer, sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum ada. Perlu diketahui, ukuran 1 nano meter = 1/miliar meter. “Ikhtiar kami melalui proses panjang yang sungguh-sungguh telah berhasil membuat produk partikel nano silver, yang bermuatan ion+, yang memenuhi syarat untuk membunuh virus,’’ujarnya. Ia menjelaskan, mekanisme kerja Argentum (AgNP) adalah menembus dinding sel virus, merusak DNA dan RNA sehingga virus tidak memiliki energi untuk replikasi, dan mati.
Epidemiolog Prof M Nadjib Bustan mengharapkan partikel nano silver dapat menjadi alternatif solusi pandemi Covid-19. “AgNP dapat untuk treatment dan proteksi Covid-19. Bisa digunakan sebagai disinfektan atau anti-virus. Bahkan dapat diaplikasikan dalam semua program/kegiatan pencegahan dan pengendalian Covid-19,”papar Prof Nadjib. “Saya ini penyintas, seluruh anggota keluarga di tiga rumah terpapar Covid-19 dan sembuh dengan Argentum,”ia memaparkan pengalamannya.
Corona Virus Desease-19 (Covid-19) memapar 2,95 juta jiwa penduduk Indonesia. Sebanyak 76.200 orang meninggal dunia. Belakangan, penambahan kasus baru Covid-19 mencapai 50ribu kasus per hari. Angka itu mengalami penurunan ke angka 30-ribuan kasus baru menjelang akhir PPKM Darurat. Perpanjangan PPKM Darurat hingga tanggal 25 Juli 2021 diharapkan dapat terus menurunkan kasus baru yang terpapar Covid-19 dan meningkatkan masyarakat yang sembuh.
Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih satu tahun telah meluluhlantak-kan daya tahan kesehatan masyarakat, tatanan sosial dan ekonomi. Dilema bagi masyarakat, di satu sisi harus mengikuti aturan mengurangi mobilitas dan berdiam di rumah agar penularan Covid-19 tidak semakin luas, tapi di sisi lain mereka butuh mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pilihan-pilihan itu tentu bukan hal mudah. Pemerintah terus berupaya mengatasi pandemi Covid-19 dengan sejumlah pilihan yang sulit. Masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan menerapkan pola hidup sehat. Saatnya kita bersatu padu, bersama-sama, bersinergi dan kolaborasi, mengatasi pandemi Covid-19 bersama pemerintah, dengan mengoptimalkan potensi-potensi anak bangsa dengan sejumlah inovasi dan kreativitasnya untuk Indonesia yang kita cintai bersama.
Sehat Indonesia! *